Kamis, 01 Maret 2018

Perbedaan Antara Pendekatan Pembelajaran KTSP dengan K13

Menurut Sudrajat (2008), dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekat pembelajaran adalah proses yang dilakukan untuk mengetahui atau menyusun strategi apa yang akan digunakan untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Maka dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran sangat penting untuk dipahami, karena apabila kita melaksanakan pendekatan pembelajaran kita akan tahu apa yang diminati siswa, bagaimana respon siswa dll. Setelah mengetahui semua itu makan kita dapat menentukan strategi apa yang akan digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas tentang perbedaan antara pendekatan pembelajaran KTSP dengan K13.
1.        Pendekatan pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Secara umum pendekatan pembelajaran terdiri dari 4 macam sesuai dengan prinsip-prinsip KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu :
      a.       Pembelajaran Langsung
       Pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif atau pengetahuan tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengembangkan penguasaan pengetahuan/ketrampilan melalui penyajian langsung oleh guru. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
1)        Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa;
2)        Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan;
3)        Membimbing siswa berlatih menerapkan pengetahuan/ketrampilan;
4)        Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;
5)        Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
      b.      Pembelajaran Kontekstual
       Menurut Nurhadi dalam bukunya disebutkan bahwa pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengkaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata yang dikenal siswa. Kegiatan pembelajaran melibatkan kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
1)        Kegiatan memfasilitasi;
2)        Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
3)        Kegiatan merangsang bertanya;
4)        Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning community);
5)        Kegiatan pemodelan;
6)        Kegiatan mendorong refleksi;
7)        Kegiatan penilaian otentik.
       c.       Pembelajaran Berbasis Masalah
        Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Pendekatan pembelajaran ini memulai pembelajaran dengan pemecahan masalah yang penting dan cocok bagi siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
1)  Persiapan: menyusun masalah yang akan dijadikan titik pangkal (starting point) pembelajaran;
2)   Orientasi: menyajikan masalah di kelas dan Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami situasi atau maksud masalah;
3)   Eksplorasi: memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa;
4)     Negosiasi: mendorong para siswa untuk mengkomunikasikan dan mendiskusikan proses dan hasil pemecahan masalah, sehingga diperoleh gagasan-gagasan atau tindakan-tindakan yang dapat diterima kelas.
5)  Integrasi: memandu siswa untuk merefleksikan proses pemecahan masalah, serta merumuskan hasil-hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pemecahan masalah.
       d.      Pembelajaran Kooperatif
       Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Pendekatan pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan teknik-teknik antara lain sebagai berikut:
1)      Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division): Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru memberi kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja. Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
2)      Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok, tiap-tiap siswa mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
3)      Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation): Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua siswa di kelas.
4)      Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu. Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan mendiskusikan keseluruhan materi.
5)      Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.
2.        Pendekatan pembelajaran K13 (Kurikulum 2013)
       Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013 yang memfokuskan pada dimensi pedagogik modern pada metode pembelajaranya. Adapun proses kegiatan pembelajaran berdasarkan metode pendekatan saintifik akan menyentuh pada tiga ranah, yaitu antara lain seperti berikut :
a.         Sikap.
b.         Pengetahuan.
c.         Keterampilan.
Sehingga dengan demikian, proses pembelajaran dengan pendekatan tersebut diharapkan mampu menciptakan prestasi belajar dan melahirkan bibit peserta didik yang bersifat kreatif, inovatif, produktif serta afektif dengan melewati penguatan sikap, penguatan keterampilan dan penguatan pengetahuan yang terintegrasi. Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
a.       Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. 
b.       Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. 
c.       Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.
d.       Mengasosiasi
Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.
e.       Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik, dapat dilakukan melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.