Menurut
Sudrajat (2008), dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekat pembelajaran adalah proses
yang dilakukan untuk mengetahui atau menyusun strategi apa yang akan digunakan
untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Maka dapat diketahui bahwa
pendekatan pembelajaran sangat penting untuk dipahami, karena apabila kita
melaksanakan pendekatan pembelajaran kita akan tahu apa yang diminati siswa,
bagaimana respon siswa dll. Setelah mengetahui semua itu makan kita dapat
menentukan strategi apa yang akan digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas
tentang perbedaan antara pendekatan pembelajaran KTSP dengan K13.
1.
Pendekatan
pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Secara
umum pendekatan pembelajaran terdiri dari 4 macam sesuai dengan prinsip-prinsip
KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu :
a.
Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011
: 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
atau pengetahuan tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah”. Pendekatan pembelajaran ini bertujuan
mengembangkan penguasaan pengetahuan/ketrampilan melalui penyajian langsung
oleh guru. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan
guru sebagai berikut:
1)
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa;
2)
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan;
3)
Membimbing siswa berlatih menerapkan
pengetahuan/ketrampilan;
4)
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;
5)
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
b. Pembelajaran
Kontekstual
Menurut Nurhadi dalam bukunya disebutkan bahwa pendekatan kontekstual
merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke
dalam kelas, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pendekatan pembelajaran ini bertujuan
mengkaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata yang dikenal siswa. Kegiatan
pembelajaran melibatkan kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
1)
Kegiatan memfasilitasi;
2)
Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
3)
Kegiatan merangsang bertanya;
4)
Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning
community);
5)
Kegiatan pemodelan;
6)
Kegiatan mendorong refleksi;
7)
Kegiatan penilaian otentik.
c. Pembelajaran
Berbasis Masalah
Pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang
membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah
yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan
peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Pendekatan
pembelajaran ini memulai pembelajaran dengan pemecahan masalah yang penting dan
cocok bagi siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah
kegiatan guru sebagai berikut:
1) Persiapan: menyusun masalah yang akan dijadikan titik
pangkal (starting point) pembelajaran;
2) Orientasi: menyajikan masalah di kelas dan Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memahami situasi atau maksud masalah;
3) Eksplorasi: memberi kesempatan kepada siswa untuk
memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa;
4) Negosiasi: mendorong para siswa untuk
mengkomunikasikan dan mendiskusikan proses dan hasil pemecahan masalah,
sehingga diperoleh gagasan-gagasan atau tindakan-tindakan yang dapat diterima
kelas.
5) Integrasi: memandu siswa untuk merefleksikan proses
pemecahan masalah, serta merumuskan hasil-hasil belajar yang diperoleh dari
kegiatan pemecahan masalah.
d. Pembelajaran
Kooperatif
Depdiknas
(2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan
strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Pendekatan
pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja
bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan
proses belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
teknik-teknik antara lain sebagai berikut:
1) Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement
Division): Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja.
Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang
berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan
sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru memberi kunci jawaban soal
dan meminta diminta memeriksa hasil kerja. Kemudian guru mengadakan
ulangan/kuis.
2) Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok,
tiap-tiap siswa mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian
menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian guru mengadakan
ulangan/kuis.
3) Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group
Investigation): Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran
dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua siswa di kelas.
4) Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1
lembar kartu. Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka
harus mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi
kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan
mendiskusikan keseluruhan materi.
5) Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan
soal latihan dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok,
dan mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.
2.
Pendekatan
pembelajaran K13 (Kurikulum 2013)
Pendekatan saintifik
merupakan pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013 yang memfokuskan pada
dimensi pedagogik modern pada metode pembelajaranya. Adapun
proses kegiatan pembelajaran berdasarkan metode pendekatan saintifik akan menyentuh
pada tiga ranah, yaitu antara lain seperti berikut :
a.
Sikap.
b.
Pengetahuan.
c.
Keterampilan.
Sehingga dengan demikian, proses pembelajaran dengan pendekatan
tersebut diharapkan mampu menciptakan prestasi belajar dan melahirkan bibit
peserta didik yang bersifat kreatif, inovatif, produktif serta afektif dengan
melewati penguatan sikap, penguatan keterampilan dan penguatan pengetahuan yang
terintegrasi. Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
a. Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
b. Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik
secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat
dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
c. Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk
meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat
dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu,
memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk
tulisan, lisan, atau gambar.
d. Mengasosiasi
Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi.
e. Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik, dapat dilakukan melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau
unjuk kerja.